Kamis, 29 Mei 2014
Ngelawang Barong Bangkung
Bali tiada hari tanpa kegiatan ritual dan kegiatan itu mempunyai kaitan erat dengan seni yang memberikan vibrasi dan sinar kedamaian, sekaligus kesejukan setiap hati sanubari umat manusia.
Galungan hari raya besar yang dirayakan setiap 210 hari sekali itu ditandai dengan pementasan kesenian Barong, rangda atau jenis kesenian sakral lainnya pentas ngelawang pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Tradisi ngelawang yang diwarisi secara turun temurun itu bermakna untuk menetralisir alam semesta, menolak segala jenis penyakit yang mengganggu kehidupan manusia, termasuk secara niskala mengusir orang-orang yang bermaksud jahat, menggangu keamanan Bali.
Seni ngelawang selain menyuguhkan hiburan, juga diyakini mampu memberi vibrasi kesucian, sehingga penduduk terhindar dari marabahaya, penyakit atau hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Pementasan yang unik dan menarik itu berlangsung secara sporadis menyimak ruang dan menerobos waktu, karena pentas itu berpindah-pindah, bahkan masuk gang dan rumah tangga.
Padahal pentas seni nomadan pada tahun 1970-an, mengkristal menjadi peristiwa kesenian yang mewarnai Galungan selama sepuluh hari hingga ritual Kuningan.
Pertunjukan keliling desa atau lingkungan yang menyuguhkan puspa ragam seni tradisi Bali dalam beberapa tahun terakhir digerus perubahan zaman.
Meskipun sulit memergoki sekaa-sekaa seni pertunjukan tampil penuh keintiman di tengah masyarakat.
Namun dalam beberapa tahun belakangan mulai tumbuh anak-anak usia sekolah dasar (SD) pentas keliling di wilayah lingkungannya masing-masing.
Seni ngelawang memiliki makna melanglang lingkungan. Pada awalnya ngelawang adalah sebuah ritus sakral yang magis yang disangga oleh psiko-relegi yang kuat.
Bentuk perlindungan
Menurut Suartaya benda-benda keramat seperti barong dan rangda diusung ke luar pura berkeliling dalam lingkungan banjar atau desa yang dimaknai sebagai bentuk perlindungan secara niskala kepada seluruh masyarakat di wilayah lingkungan tersebut.
Kehadiran benda-benda yang disucikan itu ditunggu-tunggu oleh masyarakat, bahkan warga yang dapat memungut bulu-bulu barong atau rangda yang tercecer, dengan penuh keyakinan, menjadikannya obat mujarab atau jimat bertuah.
Tradisi ngelawang dalam konteks sakral magis sebagai persembahan penolak bala seperti makna pentas ngelawang saat Hari Raya Galungan.
Namun dalam perkembangannya masyarakat Bali yang kreatif tidak hanya ngelawang mengusung benda-benda sakral, namun dibuatkan tiruannya untuk disajikan sebagai ngelawang tontonan.
Dalam tradisi ngelawang Galungan tersebut, bentuk-bentuk seni "balih-balihan" seperti arja, janger, atau joged juga dapat disaksikan masyarakat sebagai hiburan.
Masyarakat yang haus hiburan menstimulasi pentas ngelawang menjadi wahana berkesenian yang konstruktif.
Sebagai seni tontonan, ngelawang menurut Suartaya yang juga seniman andal asal Kabupaten Gianyar itu, merupakan suguhan seni pentas yang serius, namun santai.
Untuk mengapresiasinya penonton tidak harus duduk kaku, namun bisa jongkok, berdiri atau bergelayutan, bersentuhan dan bergesekan sembari menikmati alam bebas.
Dengan demikian hampir tak ada jarak antara pelaku seni dengan penonton, semua lebur dan menyatu. Kehadiran seni pentas itu tidak terikat oleh tempat, ruang dan waktu.
Pertunjukan tari Topeng misalnya bisa terjadi di bawah pohon besar yang rindang, pementasan barong bisa digelar di tepi sungai, drama tari arja bisa hadir di jalan umum, bahkan di tengah keramaian pasar.
Atmosfer pentas seni tontonan nan komunal kini telah sayup-sayup. Begitu pula ngelawang dalam konteks sakral-magis agaknya semakin redup, padahal tahun 1970-an, aura magis ngelawang itu masih berbinar.
Rumah-rumah penduduk didatangi sekaa Barong Kedingkling dan figur-figur topeng yang bersumber dari cerita pewayangan Ramayana ini disongsong dengan antusias oleh seisi rumah.
Kedatangannya diawali dengan sepotong tembang, misalnya tokoh punakawan Malen dan Merdah, lalu disusul tokoh Subali dan Sugriwa menari semenit dua menit di halaman merajan, tempat suci keluarga.
Kendati singkat, umumnya masyarakat senang dan percaya aura ritual-magis yang dipancarkan ngelawang Galungan itu akan memberikan keselamatan dan perlindungan.
Hasrat hidup damai dan terlindung dari segala bencana tersebut itulah kiranya yang menjadi akar ngelawang. Diperkirakan ngelawang berkiblat dari sebuah mitologi Hindu, Siwa Tatwa.
Alkisah ketika Dewa Siwa dan Dewi Uma bercinta tidak pada tempat dan waktunya, harmoni terguncang.
Akibatnya adalah kesengsaraan bagi umat manusia dan makhluk hidup yang lainnya.
Sadar akan kekhilapannya itu, Dewa Siwa mengutus para dewa untuk menenangkan dan menenteramkan kembali seisi alam.
Setiba di bumi, para dewa itu menciptakan dan mementaskan beragam bentuk kesenian. Lewat kasih pagelaran seni itu seisi jagat kembali damai.
Makna ruwatan dalam mitologi Siwa Tatwa tersebut juga senafas dengan kandungan tolak bala dalam legenda hancurnya keangkaramurkaan Mayadanawa yang kemudian disyukuri atau jadi pijakan awal Galungan, perayaan kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (keburukan).
Rabu, 28 Mei 2014
Calonarang
Calon Arang adalah seorang tokoh dalam cerita rakyat Jawa dan Bali dari abad ke-12. Tidak diketahui lagi siapa yang mengarang cerita ini.
Diceritakan bahwa Calon Arang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia mempunyai seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang meskipun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesulitan yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia bawa ke sebuah kuil untuk dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari berikutnya, banjir besar melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul.
Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan penasehatnya, Empu Baradah untuk mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan keadaan pun kembali normal.
Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi ilmu-ilmu sihir. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Saat Calon Arang mengetahui bahwa bukunya telah dicuri, ia menjadi marah dan memutuskan untuk melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Sejak ia dikalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam Calon Arang.
Pada mulanya suasana di wilayah Kerajaan Daha (Kadiri) sangat tentram. Raja di Daha bernama Airlangga. Di sana hidup seorang janda, yang bernama Calon Arang, yang mempunyai anak yang cantik, yang bernama Ratna Manggali. Mereka berdua tinggal di desa Girah, di wilayah Kerajaan Daha.
Setelah bukunya didapatkan oleh Bahula, Calon Arang pun ditaklukkan oleh Empu Barada
Seringkali di dalam dunia cerita ini hanya disoroti tentang kekejaman dan kejahatan Calon Arang. Dia digambarkan sebagai nenek sihir yang mempunyai wajah yang seram. Namun dewasa ini muncul analisis-analisis yang lebih berpihak kepada Calon Arang. Dia adalah korban masyarakat patriarkal pada zamannya. Cerita Calon Arang merupakan sebuah gambaran sekaligus kritik terhadap diskriminasi kaum wanita.
Diceritakan bahwa Calon Arang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia mempunyai seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang meskipun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesulitan yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia bawa ke sebuah kuil untuk dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari berikutnya, banjir besar melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul.
Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan penasehatnya, Empu Baradah untuk mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan keadaan pun kembali normal.
Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi ilmu-ilmu sihir. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Saat Calon Arang mengetahui bahwa bukunya telah dicuri, ia menjadi marah dan memutuskan untuk melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Sejak ia dikalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam Calon Arang.
Pada mulanya suasana di wilayah Kerajaan Daha (Kadiri) sangat tentram. Raja di Daha bernama Airlangga. Di sana hidup seorang janda, yang bernama Calon Arang, yang mempunyai anak yang cantik, yang bernama Ratna Manggali. Mereka berdua tinggal di desa Girah, di wilayah Kerajaan Daha.
Meskipun cantik, banyak pria di kerajaan tersebut yang tidak mau meminangnya. Ini disebabkan oleh ulah ibunya yang senang menenung. Hal ini menyebabkan kemarahan Calon Arang. Oleh sebab itulah dia membacakan mantra tulah, sehingga muncul mala-petaka dahsyat melanda desa Girah, dan pada akhirnya melanda Daha. Tulah tersebut menyebabkan banyak penduduk daerah tersebut sakit dan mati. Oleh karena tulah tersebut melanda Daha, maka Raja Airlangga marah dan berusaha melawan. Namun kekuatan Raja tidak dapat menandingi kesaktian Calon Arang, sehingga Raja memerintahkan Empu Baradah untuk melawan Calon Arang.
Untuk mengalahkan Calon Arang, Empu Baradah mengambil siasat. Dia memerintahkan muridnya, Bahula, untuk meminang Ratna Manggali. Setelah menjadi menantu Calon Arang, maka Bahula mendapatkan kemudahan untuk mengambil buku mantra Calon Arang dan diberikan kepada Empu Baradah.
Setelah bukunya didapatkan oleh Bahula, Calon Arang pun ditaklukkan oleh Empu Barada
Seringkali di dalam dunia cerita ini hanya disoroti tentang kekejaman dan kejahatan Calon Arang. Dia digambarkan sebagai nenek sihir yang mempunyai wajah yang seram. Namun dewasa ini muncul analisis-analisis yang lebih berpihak kepada Calon Arang. Dia adalah korban masyarakat patriarkal pada zamannya. Cerita Calon Arang merupakan sebuah gambaran sekaligus kritik terhadap diskriminasi kaum wanita.
Keyboard Infra Merah Berbentuk Karakter Star Wars!
Keyboard Infra Merah Berbentuk Karakter Star Wars!. Bagi Anda penyuka gadget tentu sudah tidak asing dengan keyboard infra merah. Sebuah alat portable yang biasa dibawa dan digunakan dimana saja. Kali ini sebuah perusahaan pembuat keyboard infra merah membuat sebuah terobosan dengan membuat produknya memiliki bentuk yang menarik. Keyboard unik ini adalah adopsi dari robot R2-D2. Robot ini merupakan salah satu sosok yang biasa hadir di film Star Wars.
Seperti dikutip dari Ubergizmo,
Rabu (21/5/2014), bentuk unik ini dibuat untuk menarik minat konsumen.
Produsen keyboard memanfaatkan loyalitas penggemar film Star Wars dalam
menciptakan keyboard unik ini. Mereka dapat menjadikan karakter robot
berwarna biru-putih ini sebagai tambahan koleksinya.
Keyboard portable ini sendiri dapat
terhubung dengan perangkat lain yang memiliki fitur Bluetooth 3.0. Fitur
tersebut membuat perangkat ini bisa terhubung dengan komputer tablet
ataupun smartphone untuk membantunya dalam beraktivitas.
Nilai jual keyboard ini terletak pada
bentuk dan ukurannya yang mini. Bentuk dan ukuran super mini ini bisa
membantu pengguna gadget dengan mobilitas tinggi agar lebih praktis.
Sama seperti produk sejenis lainnya, karakter robot Star Wars itu akan
memancarkan cahaya infra merah yang berbentuk layaknya keyboard QWERTY
yang bisa dipakai mengetik di segala permukaan.
Selain fitur utamanya, keyboard ini juga
menawarkan fitur suara. Saat digunakan, akan ada suara yang muncul
ketika pengguna mengetik tiap tombol di papan ketik ini. Merasa
terganggu dengan suaranya? Tenang saja, suara keyboard ini bisa
dimatikan dan ukuran suaranya dapat disesuaikan dengan keinginan
pengguna.
Keyboard berbentuk robot R2-D2 Star Wars
ini dibanderol dengan harga yang cukup tinggi, yakni US$ 330 atau
sekitar Rp 3,6 jutaan. Produk ini kemungkinan akan segera tersedia di
pasar gadget. Tertarik?
Senin, 26 Mei 2014
Cara Memasang Menu Bar dan Sub Menu Bar di Halaman Blog
Menu dan
Sub-menu Bar sangat dibutuhkan guna
mencari informasi berdasarkan pada kategori atau sub menu . Memberi sub
menu
bar juga membuat Semua judul artikel bisa ditampilkan di layar dalam
satu tatapan mata; blog kita tampak lebih ilmiah, teratur, dan simpel.
Jika anda berminat memasangnya di blog, artinya anda orang yang berfikir sistimatis dan menyukai keteraturan.Selamat mencoba.
Langkah Pemasangan
- Klik Desain
- Pilih Template lalu pilih Edit HTML
- Pilih/klik Lanjutkan
- Pilih/klik Expand Template Widget
Cari scrift berikut :
<div class='main-outer'> atau
<div id='main-wrapper'> atau
<div id='main'>
<div id='main-wrapper'> atau
<div id='main'>
Agar lebih mudah, klik saja F3
pada keyboard lalu pilh salah satu scrift diatas. Berdasarkan
pengalaman saya setelah membolak balik informasi di www.google.com maka
yang cocok adalah :
div class='main-outer'>
Bisa jadi beda dengan template yang lain…
Setelah dapat, copas scrift berikut tepat diatas scrift yang dicari tadi :
<style>
/* -- Menu Horizontal + Sub Menu-- */
#cat-nav {background:#156994;margin:0 15px;padding:0;height:35px;}
#cat-nav a { color:#eee; text-decoration:none; text-shadow: #033148 0px 1px 0px;border-right:1px solid #156994;}
#cat-nav a:hover { color:#fff; }
#cat-nav li:hover { background:#000; }
#cat-nav a span { font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400; color:#fff; text-shadow:none;}
#cat-nav .nav-description { display:block; }
#cat-nav a:hover span { color:#fff; }
#secnav, #secnav ul { position:relative; z-index:100; margin:0; padding:0; list-style:none; line-height:1; background:#0d5e88; }
#secnav
a { font-family:Georgia, "Times New Roman", Times, serif;
font-style:italic; font-weight:700; font-size:14px; display:block;
z-index:100; padding:0 15px; line-height:35px; text-decoration:none;}
#secnav li { float:left; width: auto; height:35px;}
#secnav li ul { position: absolute; left: -999em; width: 200px; top:35px}
#secnav li ul li { height:30px; border-top:1px solid #fff; }
#secnav li ul li a {
font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; width:180px; line-height:30px;
padding:0 10px; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400;
color:#eee; }
#secnav li ul ul { margin: -30px 0 0 180px; }
#secnav li:hover ul ul, #secnav li:hover ul ul ul, #secnav li.sfhover ul ul, #secnav li.sfhover ul ul ul { left:-999em; }
#secnav
li:hover ul, #secnav li li:hover ul, #secnav li li li:hover ul, #secnav
li.sfhover ul, #secnav li li.sfhover ul, #secnav li li li.sfhover ul {
left: auto; }
#secnav li:hover,#secnav li.hover { position:static; }
#cat-nav #secnav {width:100%;margin:0 auto;}
</style>
<div id='cat-nav'>
<ul class='fl' id='secnav'>
<li><a href='#'>Beranda</a></li>
<li><a href='#'>Menu 1</a></li>
<li><a href='#'>Menu 2</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu2 a</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu2 b</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu3</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu3a</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu3b </a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu4</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu4a</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu4b </a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu5</a></li>
</ul>
</div>
PENJELASAN :
- Ganti tanda # (warna biru) dengan link/url yang anda inginkan. Bisa jadi link posting atau label (katagori) yang ada pada blog anda.
- Ganti Tulisan warna biru dengan menu dan sub menu yang anda inginkan.
- Setiap sub menu bisa ditambah atau dikurangkan sesuai keinginan.
- Setelah itu klik Pratinjau dulu untuk memastikan scrift sudah benar .
- Lalu simpanlah/save.
Saran
* back up
dulu template anda sebelum merubah/menambah scrift diatas, agar bisa
dimanfaatkan kembali jika ada masalah dengan penambahan srcritf diatas.
* Untuk menghilangkan tampilan tampilan dobel dengan Laman Utama,
- Maka ikutilah saran berikut :
- Masuk ke Menu Laman
- Lalu pilih tampilan halaman dengan memilih "jangan tampilkan"
- Simpan setelan, maka laman utama akan tampil sendiri sesuai dengan scrift yang kita ketikkan tadi.
Blog sudah bisa dipublikasikan...
Apabila melalui
cara yang kami bagikan ini belum berhasil, coba sahabat ulangi lagi
dengan sabar. jika berkali-kali memang tidak bisa, sahabat bisa
berkonsultasi melalui komentar di bagian bawah ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semoga Bermanfaat
Sumber:http://kanginanjaya.blogspot.com/
PENJOR GALUNGAN
Hari raya Galungan: Buda Kliwon Dungulan adalah hari memperingati terciptanya alam semesta beserta isinya dan kemenangan dharma melawan adharma Umat Hindu
melakukan persembahan kehadapan Sang Hyang Widhi dan Dewa
Bhatara/dengan segala manisfestasinya sebagai tanda puji syukur atas
rahmatnya serta untuk keselamatan selanjutnya. Sedangkan penjor yang
dipasang di muka tiap-tiap perumahan yaitu merupakan aturan kehadapan
Bhatara Mahadewa yang berkedudukan di Gunung Agung
Langganan:
Postingan (Atom)